Postingan

Sensasi Makan Mangut di Mangut Lele Bu Is

Gambar
Yogya adalah surganya makanan lezat. Selain gudeg, ingkung, dan bakmi godok, makanan yang cukup sensasional dan dirindukan di Yogya adalah Mangut Lele. Pada saat saya berkesempatan ke Yogyakarta beberapa waktu lalu, saya dan beberapa teman sengaja mengunjungi sebuah warung makan dengan menu khas Mangut Lele. Bagi yang belum kenal dengan makanan ini, saya jelaskan sedikit ya. Mangut Lele merupakan  olahan ikan Lele yang digoreng setengah matang, setelah itu diberi bumbu mangut seperti daun jeruk, jahe, cabe, serai, daun salam, lengkuas, bawang merah, bawang putih, kemiri, ketumbar, kencur, dan lainnya. Kemudian dimasak dengan santan yang tidak terlalu kental. Makanan ini menjadi favorit bagi orang Yogya dan sekitarnya. Sesuai rencana, kami menuju Mangut Lele Bu Is yang terletak di Jalan Imogiri Barat, Sumberagung, Jetis, Kabupaten Bantul. Tempatn ya berada di utara lampu merah perempetan Jetis. Papan nama warungnya terletak agak ke dalam alias tidak terlihat persis di pinggir

Udang yang “Juara” di Gubug Udang Situ Cibubur

Gambar
Saya masih terpesona dengan hidangan Sunda dan penasaran ingin menjajal masakan selain yang sudah saya makan di 2 (dua) rumah makan sebelumnya. Untuk menuntaskan rasa penasaran tersebut, kali ini saya pilih tempat makan khas Sunda yang berlokasi di wilayah Jakarta. Jadi saya nggak perlu jauh-jauh ke Tanah Sunda. Pilihan saya jatuh kepada RM Gubug Udang Situ Cibubur. Ya, tempat makan ini memang terletak di Cibubur dan berada persis di sebelah Situ Cibubur, hanya dibatasi pagar/tanaman. Situ Cibubur dilihat dari Gubug Udang Gubug Udang sudah cukup terkenal bagi warga Jakarta dan sekitarnya. Pada jam makan  terutama hari Sabtu dan Minggu, tempat ini ramai sekali. Bagi pengunjung yang membawa kendaraan tidak usah khawatir, karena lahan parkir tersedia. Ketik saja di Google Maps, maka dijamin anda akan sampai di Gubug Udang Situ Cibubur. Begitu saya memasuki tempat makan, suasana asri langsung terasa. Pengunjung dapat memilih duduk di deretan kursi meja atau lesehan

Menunggu Hujan Reda di Waroeng Nasi Djembat

Gambar
Saya masih berada di daerah Ciampea, Kabupaten Bogor. Dalam perjalanan pulang ke Jakarta, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Bertepatan saat itu perut juga sedang lapar-laparnya. Saya dan teman-teman seperjalanan berhenti di depan sebuah rumah makan dengan menu khas Sunda. Namanya Waroeng Nasi Djembat. Lokasinya di Jalan Raya Warung Borong Km 12 No. 1 Ciampea, Kabupaten Bogor. Waroeng Nasi Djembat ini tempatnya luas. Di beberapa bagian dinding dihiasi dengan balok-balok kayu bulat dalam berbagai ukuran. Interior di beberapa bagian dinding rumah makan Pengunjung dapat memilih tempat duduk di lesehan atau di deretan meja dan kursi. Karena hujan diperkirakan masih lama, kami memilih duduk di lesehan. Pramusaji rumah makan mempersilahkan kami memilih aneka lauk yang tersedia di meja panjang. Tadinya saya pikir pramusaji akan membawa buku menu untuk kami pilih.  Kami segera menuju deretan meja panjang untuk memilih lauk dan sayur yang diinginkan, kemudian dipana

Sensasi Rasa di Pecak Ikan & Ayam Bakar Pare Sunda

Gambar
Merasakan suatu masakan di daerah asalnya merupakan kenikmatan tersendiri bagi saya. Kali ini saya tidak jauh-jauh dari Jakarta. Saya merasakan masakan Sunda langsung di daerahnya yaitu Kabupaten Bogor, tepatnya di Ciampea. Saya dan beberapa teman seperjalanan, menemukan rumah makan Sunda yang diberi nama Pecak Ikan & Ayam Bakar Pare Sunda di wilayah Ciampea yaitu Jl. Raya Wr. Borong, Bojong Rangkas, Ciampea, Bogor . Lokasinya di depan Kantor Koramil Ciampea. Dibandingkan kawasan lainnya yang lebih touristy seperti Kebun Raya dan pusat oleh-oleh di Jalan Pajajaran Kota Bogor, wilayah Ciampea memang belum terlalu menjadi tujuan utama pengunjung ke Bogor. Namun sejak banyak dibukanya objek wisata di bagian barat Kabupaten Bogor, Ciampea mulai banyak dilewati pejalan. Ciampea merupakan pintu menuju beberapa lokasi wisata seperti Gunung Salak Endah (wisata alam), Bukit Kapur Ciampea (wisata olahraga panjat tebing), dan petilasan purbakala di  Ciaruteun  (wisata sejarah).

Manjakan Lidah di Kawasan Kuliner BSM (Part. 2)

Gambar
Pada tulisan sebelumnya, saya sudah memberikan beberapa alternatif makanan yang laris diserbu pengunjung di Kawasan Kuliner BSM. Pada tulisan ke-2 ini, saya pilihkan yang segar-segar dari Kawasan Kuliner BSM. Makanan atau minuman segar ini dapat menjadi hidangan penutup atau makanan utama sesuai selera dan diet pengunjung. Hehehe. Berikut yang segar-segar pilihan saya: 1.     Es Cendol Bandung Elizabeth Es cendol Bandung Elizabeth menurut saya benar-benar jempolan. Terdiri dari cendol berwarna hijau, santan, gula merah (terasa manis alami tanpa pemanis buatan), dan es batu. Harganya pun murah meriah, sekitar tujuh ribuan per porsi. Mencari penjualnya cendolnya pun gampang. Lokasinya di dekat pintu masuk KKB dari arah Jalan Sabang (kios ke-2 sebelah kiri). Sebagian pengunjung ada yang datang ke KKB hanya untuk beli es cendol ini, setelah sebelumnya makan di restoran-restoran di sepanjang Jalan Sabang. Tentu karena rasanya yang nendang makanya disempet-sempet

Manjakan Lidah di Kawasan Kuliner BSM (Part. 1)

Gambar
Penataan kawasan kuliner menurut saya merupakan suatu upaya cerdas untuk menyediakan tempat berjualan bagi para pedagang kuliner, sekaligus menghadirkan tempat makan yang tertata bagi pengunjung. Salah satu kawasan kuliner di Jakarta yang menarik dikunjungi untuk memanjakan lidah yakni Kawasan Kuliner BSM (KKB). KKB berada di antara Jalan Thamrin dan Jalan Sabang, Jakarta Pusat, dengan panjang lebih dari 100 meter. KKB berlokasi di sebelah Kantor Pusat Bank Syariah Mandiri (BSM). Kawasan ini pun dinamakan “Kawasan Kuliner BSM”, karena didukung oleh Bank Syariah Mandiri. Untuk menuju KKB, pengunjung dapat masuk melalui 2 (dua) pintu/gerbang yaitu dari Jalan Thamrin (di sebelah KP BSM) atau dari Jalan Sabang (Jalan Agus Salim) di sebelah Hotel Max One. Bagi warga luar Jakarta atau yang tidak familiar dengan lokasi ini, nggak usah takut nyasar. Buka GoogleMaps di HP, ketik saja Kawasan Kuliner BSM, bersiaplah datang untuk mendapatkan pengalaman seru. Gerbang Masu
Kuliner Doni Perjuangan Demi Kuliner Idaman Salah satu seni yang saat ini sedang tren (menurut saya lho ya) adalah seni olah rasa atau lebih tepatnya seni olah lidah. Makanya tidak heran bisnis kuliner menjamur dimana-mana. Dalam  itinerary wisata saat ini seringkali ada sesi wisata kuliner, untuk merasakan makanan khas dari suatu daerah yang dikunjungi. Jadi menurut pendapat saya, salah satu cara menikmati hidup dan mendapatkan rasa rileks saat ini adalah melalui makanan. Berwisata kuliner, dapat di rumah sendiri (bikin masakan enak sendiri), mengunjungi tempat makan pinggir jalan, restoran mewah, atau bagi yang berduit dapat ke luar kota atau ke luar negeri untuk mencicipi makanan khas setempat. Proses makan diyakini bukan hanya sekadar ritual mengisi perut supaya berenergi dan sehat dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Namun sudah menjadi ritual yang dapat memberikan harmoni bagi lidah. Harmoni itu didapatkan dari sensasi rasa dari kelezatan makanan itu sendiri. Kalau biasa